PENDAHULUAN
Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan
ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan
hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis Ikan hias, tidak
semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam menternakkan ikan hias harus
diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang
berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun
sarangnya.
Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly) adalah salah satu komoditi ikan
hias air tawar di Indonesia. Ikan Molly termasuk dalam jenis ikan “live
brearer” (melahirkan). Ikan ini bersifat omnivore. Ukuran tubuhnya relatif
cukup besar, maksimal sekitar 12 cm. Hingga kini sudah banyak varietas yang
beredar di pasaran dengan warna dan bentuk tubuh yang beragam akibat
persilangan dan mutasi. Molly balon, misalnya, yang bertubuh seperti bola akan
tampak sangat bagus seperti maskoki mini bila ukurannya sudah besar.
CIRI-CIRI INDUK JANTAN DAN BETINA
Induk Jantan
1. Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang
merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
2. Tubuhnya ramping
3. Warnanya lebih cerah
4. Sirip punggung lebih panjang
5. kepalanya agak besar
Induk Betina
1. Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
2. Tubuhnya gemuk
3. Warnanya kurang cerah
4. Sirip punggung biasa
5. kepalanya Agak runcing
TEKNIK PEMIJAHAN
1. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung
serta mempunyai warna yang indah
2. Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa
pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan
dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasangsepasang
3. Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan
harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan oleh
induknya.
PERAWATAN BENIH
1. Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih
mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anak ikan baru dapat
diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang
telah direbus dan dihancurkan.
2. Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan cacing,
kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapat diberi makanan cuk.
3. Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing
kering, agar-agar dll.
4. Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan,
karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat meerusak kualitas air.
5. Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh,
karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2
~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan
sebanyak 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar