Selasa, 20 Desember 2011

Pertandingan masih berlanjut di penginapan

Aroma panas laga antara Sriwijaya FC dan Persija Jakarta di Stadion Jakabaring dengan skor akhir 2-1, ternyata berlanjut hingga ke tempat penginapan, Hotel Swarna Dwipa, Jalan Tasik Palembang. Mereka terlibat pertengkaran yang berujung adu fisik, sekitar pukul 21.40 WIB. Sejumlah pemain Sriwijaya FC terlihat lebam di wajahnya seperti Hilton Moreira, Thierry Gattuesi luka di tangan, sedangkan pemain Persija Ismed Sofyan, terlihat menderita robek di pelipis kananya. Kedua belah pihak kini tengah mengadu ke polisi.

    Menurut informasi, usai laga yang sarat emosi itu kedua tim langsung pulang ke penginapan masing-masing. Pemain Sriwijaya FC memang ada yang menempati Graha Sriwijaya, Jalan Mayor Salim Batubara untuk pemain lokal, namun pemain asingnya di Hotel Swarna Dwipa. Kebetulan pemain Persija menginap juga di Swarna Dwipa.
    Menurut informasi, ketika mereka sedang santai di Musim Cafe, kafe milik Swarna Dwipa ini, dua pemain asing Sriwijaya FC Hilton Moreira dan Thierry Gattuesi dikeroyok sejumlah pemain Persija dan ofisialnya di Hotel Swarna Dwipa, Palembang.
Kejadiannya berlangsung sekitar pukul 21.40 WIB, menurut Berry, petugas hotel yang menjadi saksi mata kepada polisi, peristiwa ini bermula ketika Ismed Sofyan, mendatangi receptionist menanyakan di mana kamar Hilton.
Ia mengatakan ingin bertemu dan menunggu Hilton di Lobby hotel. Tak lama berselang, Hilton kemudian turun dan bertemu Ismed, keduanya kemudian terlibat keributan. Apakah ada aroma dendam pribadi kedua pemain ini? Belum ada informasi. Yang jelas Hilton lama membela Persib dan Ismet juga lama membela Pesija.
Adanya keributan kedua belah pihak ini Thierry pemain SFC lainnya mencoba membantu menengahi keributan, tapi ia malah dikejar sejumlah pemain Persija hingga terjadi kejar-kejaran di koridor lantai III hotel.

Pemain Persija diduga mengamuk, mereka menggunakan apa saja menyerang kedua pemain asing SFC yang memang menginap di hotel yang sama dengan pemain Persija. Apes, dialami Thierry ia sempat tersudut di pintu tangga darurat hotel di lantai III dan sempat tersudut sebelum akhirnya lolos.
Tak hanya itu, pemain persija yang mengejar Thierry dengan tabung racun api juga merusak hotel dengan melempar tabung pemadam api itu ke dalam kafe hingga menyebabkan kaca kafe pecah.
    “Kami awalnya sedang menyanyi di kafe, lihat ada yang ribut kita berhenti nyanyi, ternyata Hilton ribut dengan Ismed. Nah, Thierry coba melerai malah dikejar, mungkin dikira dia yang ribut dengan Ismed,” kata Ozie, penyanyi di kafe Hotel Swarna Dwipa kepada wartawan.
    Ia bersama petugas hotel mencoba mengejar dan membantu Thierry. “Tapi mereka hampir semua ikut mengeroyok, jumlahnya banyak makanya kita tidak berani bantu. Mereka ada yang pakai gantungan koran, ada juga yang mau ambil piala yang dipajang untuk dipukulkan, saya kasihan juga lihat Thierry dipojokkan dan dipukuli di koridor,” kata Ozie.
    Pascakejadian, petugas kepolisian dari jajaran Polresta Palembang berdatangan ke hotel. Selain dari satuan Shabara yang langsung mengamankan lokasi kejadian, juga petugas Sat Reskrim dan SPK yang melakukan olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi mata.
    Datang pula, dari manajemen SFC mulai dari Direktur Teknik Hendry Zainuddin, sekretaris PT SOM Faisyal Mursid, pelatih kepala Kas Hartadi, serta seluruh pemain lokal dan ofisial SFC yang awalnya berada di Mess Pertiwi. Sementara, pemain asing SFC Keith Kayamba Gumbs, Hilton dan Thierry beserta keluarganya yang menginap di Hotel Swarna Dwipa langsung dievakuasi guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
    Thierry dan Hilton sendiri usai kejadian menjalani visum dan perawatan di rumah sakit RSK Charitas. Setelah itu, didampingi Direktur Teknik SFC Hendry Zainuddin keduanya mendatangi Mapolresta Palembang guna mengadukan kasus yang menimpanya.
    “Saya tidak tahu apa salah saya hingga dia mencari saya, kalau di lapangan kan semua biasa. Tapi saya malah dipukul,” aku Hilton yang mengalami luka di bawah mata kanan dan kiri.
    Apakah ia memukul Ismed, sebab Ismed sendiri mengalami luka cukup dalam di bawah mata dan pelipis. Hilton membantah, “Saya tidak ada pukul orang apalagi Ismed, kalau dia terluka saya tidak tahu siapa yang pukul,” elaknya.
    Menurut Hilton, Thierry mencoba melerai malah dikejar para pemain Persija. “Bang Thierry lari ke atas, setelah itu saya tidak tahu,” tandasnya.
    Thierry sendiri mengaku hanya ingin melerai tapi malah dikejar, “Saya sampai di atas didepan pintu saya terpojok. Semua pukul saya, saya cuma tutup kepala dengan tangan, setelah itu saya lari lewat tangga ke bawah, sampai dijalan saya minta tolong sama sama motor lewat untuk lari,” kata pemain belakang SFC tersebut yang menderita luka bacok di lengan tangan kanannya itu.
    Hendri Zainudin sendiri menegaskan apa yang sudah dilakukan pemain Persija, sudah masuk ke tindak pidana. “Kalau di lapangan okelah, tapi ini di luar dan sudah masuk pidana, makanya kita laporkan. Kalau dibilang mau ada win-win solution sudah terlambat kalau begini,” tegas dia.
    Pelatih Kepala Persija, Iwan Setiawan ditemui koran ini tidak mau berkomentar terlalu banyak. “Saya di dalam kamar saat kejadian jadi tidak tahu persis. Apa penyebabnya juga belum tahu,” katanya. Saat dihubungi, juga enggan komentar. ‘’Saya no comment-lah. saya masih diperiksa,’’ jelasnya.
    Ia hanya berkomentar soal pemain asing yang dianggapnya kerap menjadi pemicu keributan. “Harusnya mereka memberi contoh, saya harap pemain asing bisa introspeksi,” katanya.
    Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Frido Situmorang SIk enggan berkomentar banyak. “Yang jelas awalnya keributan antara Ismed dan Hilton, si Ismed juga luka, pemicunya juga masih kita dalami,” kata Frido.
Ismed Sofian (31) yang malam itu sedang berada di RS Bunda Palembang mendapat perawatan juga enggan komntar. Menurut salah satu doktrer jaga, Ismed mengalami luka robek di atas dan bawah mata sebelah kanan. “Untuk menghindari agar tidak terjadi infeksi, maka luka robek yang dialami Ismed Sofian harus dijahit, di atas mata kanannya dijahit sebanyak empat jahitan, sedangkan di bawah matanya dijahit sebanyak lima jahitan,” bebernya salah satu dokter jaga saat ditemui Sumatera Ekspres di ruang UGD ( Unit Gawat Darurat) RS Bunda Palembang.
Sedangkan salah satu saudara istri kandung Ismed, mengatakan, perbuatan ini sungguh memalukan. “Masalah di dalam pertandingan harus cukup di lapangan saja. Jadi kalau sudah di luar, namanya sudah melanggar hukum. Apalagi sampai memukul dan mengakibat luka sobek di pipi Ismed. Perbuatan ini sudah melanggar hukum, jadi kami akan mengadukan ke polisi,” tandasnya. 

Sumber : Sumeks.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar